Lampiran ditulis bagaimana?

Posted on

Surat adalah salah satu alat komunikasi yang paling penting. Banyak orang yang menggunakan surat untuk menyampaikan informasi dan pesan kepada orang lain. Salah satu bagian penting dari surat adalah lampiran. Lampiran adalah dokumen atau berkas yang dilampirkan pada surat.

Lampiran bisa berupa dokumen, gambar, foto, atau berkas lain yang berkaitan dengan surat. Lampiran biasanya digunakan untuk menyertakan informasi yang terlalu panjang atau detail untuk disertakan dalam surat. Dengan lampiran, pengirim surat dapat menyertakan informasi yang lebih lengkap dan rinci.

Berikut adalah aturan penulisan lampiran. Kata lampiran tidak disingkat menjadi lamp. Pencantuman jumlah lampiran hanya menggunakan hurufnya saja, misal dua lembar. Setelah pencantuman jumlah lampiran, tidak diberi tanda titik. Jika tidak ada sesuatu yang dilampirkan, tidak dicantumkan lampiran pada surat itu.

Penulisan lampiran juga harus menggunakan huruf kapital. Misalnya, Lampiran A, Lampiran B, dan seterusnya. Jika ada lebih dari satu lampiran, maka jumlahnya harus dicantumkan. Misalnya, Lampiran A (2 lembar). Jika ada lampiran yang berbeda, maka jumlahnya juga harus dicantumkan. Misalnya, Lampiran A (2 lembar), Lampiran B (3 lembar).

Selain itu, lampiran juga harus diberi nomor. Nomor lampiran biasanya ditulis dengan angka Arab, misalnya 1, 2, 3, dan seterusnya. Jika ada lebih dari satu lampiran, maka nomor lampiran harus diberi tanda kurung. Misalnya, (1), (2), (3), dan seterusnya.

Lampiran juga harus diberi judul. Judul lampiran harus ditulis dengan huruf kapital dan diberi tanda kurung. Misalnya, (Kontrak Kerjasama), (Foto Pembayaran), dan seterusnya.

Itulah aturan penulisan lampiran yang harus diikuti. Dengan mengikuti aturan ini, pengirim surat dapat menyertakan informasi yang lebih lengkap dan rinci. Selain itu, penulisan lampiran yang benar juga akan membuat surat terlihat lebih rapi dan profesional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *