Berdasarkan syarat yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat seseorang bisa menjadi tanggungan adalah menjadi anggota keluarga. Baik itu sebagai anak kandung, anak angkat, istri dan juga mertua. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, apakah istri termasuk tanggungan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, apakah istri sudah resmi menikah dengan suami? Kedua, apakah istri sudah berstatus sebagai anggota keluarga? Ketiga, apakah istri sudah memiliki izin tinggal di negara tempat suami tinggal?
Jika semua syarat tersebut terpenuhi, maka istri dapat dikategorikan sebagai tanggungan. Artinya, istri akan menjadi bagian dari keluarga dan dapat mendapatkan manfaat dari berbagai program yang ditawarkan oleh pemerintah. Misalnya, istri dapat mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Selain itu, istri juga akan mendapatkan perlindungan hukum dari pemerintah. Misalnya, jika suami meninggal dunia, istri akan mendapatkan hak waris yang telah ditentukan oleh hukum. Jika suami bercerai, istri juga akan mendapatkan hak-hak yang telah ditentukan oleh hukum.
Namun, jika istri belum menikah dengan suami, maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai tanggungan. Jika istri belum memiliki izin tinggal di negara tempat suami tinggal, maka ia juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanggungan.
Untuk menjadi tanggungan, istri harus sudah resmi menikah dengan suami, berstatus sebagai anggota keluarga, dan memiliki izin tinggal di negara tempat suami tinggal. Jika istri memenuhi semua syarat tersebut, maka ia dapat dikategorikan sebagai tanggungan.
5 Agustus 2022, istri yang sudah resmi menikah dengan suami, berstatus sebagai anggota keluarga, dan memiliki izin tinggal di negara tempat suami tinggal, dapat dikategorikan sebagai tanggungan. Dengan demikian, istri akan mendapatkan manfaat dari berbagai program yang ditawarkan oleh pemerintah, serta perlindungan hukum dari pemerintah.